WHAT'S NEW?
Follow Instagram: @impalaoutdoor
Ilustrasi: Sampah Menumpuk di Alam (photo by: malangtimes.com) |
“Hei jangan diem dirumah aja, ayo keluar Indonesia itu indah” ungkapan yang banyak diucapkan maupun dituliskan di selembar kertas dengan latar pemandangan alam di Indonesia, baik dengan kualitas gambar yang bagus ataupn buram. Mungkin ungkapan tersebut dibuat untuk menarik minat warga untuk medatangi tempat-tempat khususnya alam bebas yanbg berada di Indonesia. Tujuannya mungkin dengan meningkatnya wisatawan dapat menambah pendapatan asli daerah juga perekonomian warga sekitar tempat wisata tersebut ikut berdampak positif.
Okey, mungkin ungkapan tersebut memang cocok untuk terus dikumandangkan beberapa tahun lalu. Dimana masyarakat masih belum mau untuk menjelajah alam, dan lebih memilih ke tempat-tempat indoor dengan alasan dan pendapat yang beragam. Tetapi sekitar 2012, masyarakat mulai “melek alam” dimana banyak yang mengganti destinasi liburannya untuk terjun ke alam bebas, baik mendaki gunung atau pun mencari air terjun. Di tambah dengan beragamnya media social yang dapat menshare terutama foto-foto mengenai alam bebas seperti puncak gunung mulai menjamur. Sontak saja banyak orang yang tertarik dan berkeinginan untuk mempunyai foto tersebut di tempat yang dilihat di foto. Mungkin itulah dasar mengapa saat ini semakin banyak orang yang mendaki gunung, mendatangi air tejun, tebing-tebing, dll.
Tetapi saat ini sepertinya tujuan “kampanye” untuk menjelajah alam lebih baik dikurangi atau jika boleh maka hentikan. Belum adanya bukti riil mengenai kemajuan akibat banyaknya penjelajah alam bagi lingkungan sekitarnya, yang ada lebih banyak terlihat adalah minus dari kegiatan outdoor yang dilakukan secara massif di berbagai tempat di Indonesia. Salah satu contoh adalah pada long weekend April lalu, lebih dari lima ribu orang melakukan pendakian di Gunung Semeru Jawa Timur. Belum adanya pembatasan jumlah pendaki di gunung tersebut membuat banyaknya orang yang melakukan pendakian. Apakah yang mendaki itu taat pada aturan semuanya? Seperti tidak membuang sampah sembarangan? Tidak berak dan kencing dimana saja? Tak perlu dijawab tetapi lihatlah hasilnya. Ranukumbolo menjadi penuh dengan busa sabun dan kotoran manusia. Apa terjadi hanya di semeru? Jelas tidak, beberapa tempat terkenal seperti gunung gede pangrango, papandayan, cikuray, merbabu, slamet, dll juga mendapat masalah yang sama.
Tidak semua yang mendaki gunung menguasai dasar-dasar ilmu pendakian, mungkin dari hal dasar seperti packing barang, persiapan fisik, makanan, dll. Bahkan banyak terdapat banyak pendaki yang mungkin baru menginjak tanah di sebuah ketinggian, serta banyak yang merasa “jago” sehingga tidak mengindahkan safety demi sebuah gengsi semu dalam sebuah foto atau apapun. Alhasil, banyak orang yang tersesat di alam, atau hipotermia, kekurangan makanan, masuk jurang karena selfie, dll. Mungkin juga keawaman massif tersebut yang membuat pencemaran?
Masih banyak sebenarnya hal- hal minus yang terjadi akibat explorasi secara jor-joran kea lam bebas. Tetapi terlalu banyak dan tidak perlu disebutkan satu-persatu. Maka sudahilah ajakan-ajakan untuk mengexplore alam bebas, memang hak mereka untuk menikmati alam bebas tanah airnya sendiri. Tetapi mereka seperti melupakan kewajibanya terhadap alam bebas tersebut. Seperti tak berdasar cinta, tetapi besarnya gengsi dan tuntutan zaman yang membutakan untuk menjaga alam. Stop untuk mengajak ke alam bebas, jangan sampai ada lagi berita mengenai pendaki yang hilang, meninggal, jatuh karena selfie, cukup dicontohkan saja. Jangan sampai terlihat lagi sampah-sampah yang tertumpuk di tempat yang hijau tersebut, biarlah cukup di kota saja hal tersebut ada.
Janganlah kamu terbuai dengan program-program tv yang menyiarkan petualangan-petualangan tanpa henti. Tapi ingat, mereka senang dan dibayar, sementara kita harus merogoh kocek sendiri untuk hal itu. Silahkan saja jika mampu, tetapi lebih baik pentingkan hal lain terlebih dahulu dibanding gengsi untuk memasang foto profil di alam. Dianggap berhasilah kampanye terjun kea lam bebas ini alangkah lebih baik jika ditambah kampanye untuk memberdayakan warga sekitar alam tersebut, mungkin sedikit sulit, tetapi dapat dilakukan walau sedikit-sedikit, yang penting mendapat progress. Dengan hal tersebut maka explorasimu bisa dianggap bertanggung jawab dan benar-benar secara nyata dapat merubah tanah airmu dan rakyatnya menjadi lebih baik lagi.